Saat siang menjelang sore itu kami (Ummi, Abi, dan Nabil) bergegas menuju rumah sakit, karena dokter yang kami tunggu sudah datang. Ketika itu kami hendak memeriksakan lebih lanjut tentang kesehatan Ummi yang beberapa hari belakangan sedang tak enak.
Tiba di rumah sakit, kami pun segera bertemu dengan dokternya. Dengan membawa surat rujukan dari dokter sebelumnya, Ummi pun segera diperiksa kembali. Untuk memastikan diagnosa penyakit, maka dokter menyarankan untuk periksa darah. Setelah menunggu sekitar 30 menit hasilnya pun keluar. Dan ternyata hasilnya masih sama seperti apa yang dikatakan oleh dokter kami di klinik tempat kami berobat sebelumnya. Ummi terkena hepatitis A. Dokter pun langsung menyarankan untuk rawat inap. Tidak ada pilihan saat itu. Hmmm, keputusan yang sangat mengejutkan saat itu. Pasalnya, saat itu usia Nabil baru sekitar 40 hari dan masih ASI.
Sambil menunggu proses administrasi, Ummi masih sempat menyusui Nabil, walau sebenarnya dokter sudah melarang Ummi untuk memberi ASI ke Nabil. Tapi entah kenapa Ummi merasa yakin bahwa Nabil akan tetap baik2 saja walaupun masih menyusu dengan Ummi.
Sampai Ummi masuk ke ruang perawatan pun (menunggu Abi menjemput kakak ipar) Ummi masih berani untuk menyusui Nabil karena kondisinya Nabil sedang rewel, mungkin sudah mengantuk.
Sejujurnya sampai detik itu, Ummi tak sempat terpikirkan bahwa akan berpisah dengan Nabil, karena Ummi berharap Nabil bisa dititip di rumah sakit ini. Sehingga walaupun Ummi dirawat tetapi masih bisa 'berdekatan' dengan Nabil. Tapi sayangnya pihak rumah sakit menolaknya karena usia Nabil yang sudah lebih dari 30 hari. Pihak rumah sakit hanya bisa menerima penitipan bayi jika usianya di bawah 30 hari.
Lagi-lagi tidak ada pilihan. Ummi pun pasrah. Tidak bisa lagi memberikan ASI ke Nabil sampai dokter mengijinkan kembali. Ummi pun tetap di rumah sakit dan Nabil pulang dengan Abi (dan ditemani kakak ipar yng akan menjaga Nabil untuk sementara waktu).
Sepi, sendiri di rumah sakit. Mencoba merenung atas kejadian yang baru saja terjadi. Ujian kah ini??? atau hukuman kah ini??? karena sampai Ummi dirawat pun tidak diketahui darimana datangnya virus itu.
Tiba-tiba Abi sms:
"Ucapan ortu kepada anaknya bisa menjadi doa, apalagi ucapan ibunya. Perbanyak istighfar"
Astaghfirullahal'azhim... Ummi teringat akan ucapan Ummi tempo hari yang tidak sengaja keluar dari mulut Ummi. Mungkin inilah hukuman teguran yang Allah berikan ke Ummi atas ucapan Ummi tersebut. Teguran yang Allah segerakan waktunya agar Ummi tidak mengulanginya lagi.
Setelah tiga hari di rawat akhirnya Ummi diperbolehkan pulang. Senang rasanya, ingin segera rasanya memeluk Nabil dan tak ingin lepas walau sedetikpun. Ah senangnya...
Tapi, ceritanya belum selesai sampai di sini. Sekitar sebulan kemudian Abi pun mengalami hal yang sama dengan Ummi. Astaghfirullahal'azhim... Malah kondisinya lebih parah dari Ummi. Dan terpaksa Abi pun harus dirawat di rumah sakit. Kondisi yang sangat dilematis. Bagaimana mungkin Ummi bisa menjaga Abi dan Nabil dalam waktu yang bersamaan. Dan dengan sangat berat, Ummi memilih untuk merawat Abi di rumah sakit. Dan Nabil, lagi-lagi harus diurus oleh kakak ipar dan kembali minum sufor (karena alat yang tidak memadai jika harus memerah ASI untuk Nabil).
Lima hari berlalu akhirnya Abi diperbolehkan pulang. Berharap setelah kejadian itu tak ada lagi yang harus dirawat. Abi pun untuk sementara waktu tidak 'berdekatan' dengan Nabil dulu, karena dikhawatirkan Nabil akan tertular.
***
Sebenarnya ada beberapa hal yang membuat diri ini sedih dan seperti tak bisa memaafkannya:
Pertama, Nabil harus minum sufor (susu formula). Tidak rela rasanya Nabil harus minum sufor untuk sementara waktu karena sejak awal Ummi sudah bertekad untuk memberikan ASI eksklusif untuknya apalagi saat itu usianya baru 40 hari. Tapi ternyata...tidak
Kedua, Berpisah sementara dengan Nabil, tak memandangi wajahnya selama beberapa hari. Apalagi kondisinya saat itu Nabil baru sembuh dari luka khitan.
Ketiga, Yang paling membuat sedih adalah karena semua ini terjadi karena kesalahan yang Ummi perbuat. Maafkan Ummi ya Nak... Sumber virus yang tidak jelas diketahui darimana asalanya membuat Ummi berfikir bahwa Allah punya cara sendiri untuk menghukum menegur hamba-Nya.
Tentu selalu ada hikmah dari setiap kejadian. Kepada para orang tua khususnya (dan siapapun pada umumnya) hendaklah berhati-hati dalam berucap. Karena setiap perkataan kita adalah doa untuk anak kita. Biasakanlah selalu untuk mengucapkan sesuatu yang baik.
***