Vitamin Hamil

Sewaktu kecil Ummi memang susah tidak terlalu suka minum obat atau vitamin dan sejenisnya. Selain rasanya yang tidak enak dilidah, juga karena Ummi sering merasa kesulitan untuk menelannya. Apalagi jika bentuknya cukup besar. Huff... Udah nyerah duluan deh.

Dan kini ketika Ummi sedang hamil, tentu dokter pun memberikan vitamin tambahan. Ya, kalau ada pilihan untuk tidak minum vitamin, sebenarnya Ummi akan pilih itu. Tapi terkadang Abi yang lebih cerewet perhatian dalam hal ini. Kadang sepulang kerja suka absen nanya ke Ummi.

"Vitaminnya udah diminum belum???"

Apalagi saat ini kondisi Ummi yang juga masih menyusui Nabil, tentu butuh tambahan vitamin untuk itu.

Ya memang siy, biaya untuk periksa kehamilan termasuk resep dokter ditanggung sama kantor Abi, tapi kalo resepnya sudah ditebus ya mau ngga mau harus diminum.

Nah, baru kali ini Ummi dikasih vitamin yang bentuknya sangat besar menurut Ummi. Hmm... melihatnya saja sudah tidak ingin meminumnya. Kayaknya ngga bakalan masuk deh. Tapi ya teteup diusahain untuk diminum juga.

Beberapa kali dicoba untuk diminum akhirnya masuk juga walau harus dengan segala perjuangan. Hingga tiba pada suatu pagi. Vitamin yang baru saja Ummi minum ternyata malah membuat Ummi mual dan akhirnya muntah (ups, maaf ya..). Wah, kalo ternyata efeknya seperti ini rasanya lebih baik dihentikan saja pemakaiannya dan minta untuk diganti dengan vitamin yang lebih kecil ukurannya. Dan, Abi pun setuju dengan saran Ummi *Asik...Asik... akhirnya ngga minum vitamin yang besar ini lagi

Ketika jadwal konsul berikutnya, Ummi pun menyampaikan apa yang Ummi alami dengan vitamin ini. Alhamdulillah dokternya pun mengerti dan menggantinya dengan vitamin yang lebih kecil (selain karena ada sebab lain juga). 


Inilah penampakan vitaminnya:


Kiri : Kapsul Habbatussauda
Kanan : Vitamin Hamil






Udah Difoto Belum?

Kejadian ini terjadi di suatu malam ketika Ummi dan Abi sedang menikmati pempek yang Ummi bikin tempo hari. Disela-sela makan tiba-tiba abi bilang:

"udah difoto belum?"

"udah" jawab Ummi sambil tersenyum malu.

Percakapan singkat di atas membuat Ummi tertawa dalam hati. Ternyata Abi sudah sangat paham akan hobi baru istrinya ini. Yaitu mengabadikan alias memfoto makanan setiap selesai mencoba resep baru sebelum habis dilahap dan masuk ke perut.

*dalam hati Ummi masih senyum-senyum sendiri


Cuka Pempek

Bersambung dari sini...


Setelah selesai membuat pempeknya, sekarang giliran bikin kuahnya. Kalo orang palembang siy bilangnya cuko (bener ngga?). Berdasarkan sumber yang Ummi dapat bahwa untuk mendapatkan cuka yang enak, sebaiknya cuka diinapkan selama semalam.




Bahan-bahan:
600 ml air
400 gr gula merah
25 bh cabe rawit
20 bh bawang putih
6 sdt cuka
2 sdt garam


Cara Membuat:
Ulek kasar cabe rawit dan bawang putih
Masukkan semua bahan ke dalam air, masak hingga mendidih
Setelah matang, angkat lalu saring.
Inapkan cuka selama semalam
Cuka siap dinikmati bersama pempek


Bisa ditambahkan irisan timun jika suka
Kata Abi yang sering ke Palembang, tidak pernah menemukan pempek yang disajikan bersama irisan timun. Hmm... mungkin cuma ada di Jakarta aja kali ya yang makannya ditambahkan irisan timun. Mungkin sebagai penawar rasa pedas.

***

Dan hasilnya.... secara keseluruhan Alhamdulillah memuaskan *senyum sumringah. Enak, kata Abi :)


Note: Cuka yang diinapkan semalam rasanya memang lebih enak daripada ketika baru matang. Rasa asamnya lebih meresap dan rasa pedasnya pun berkurang.

Pisah Kamar

Tepat ketika pergantian tahun kemarin, kami (baca: Ummi dan Abi) resmi memisahkan kamar Nabil dan kamar kami. Sebenarnya ngga ada hubungannya siy sama pergantian tahun, hanya saja waktunya yang secara tidak sengaja bersamaan.


Rencana ini memang baru muncul ketika kami pindah ke rumah bangka. Ada beberapa alasan memang kenapa akhirnya kami membuat rencana ini. Salah satunya adalah Nabil yang sudah jarang 'bangun malam' untuk menyusu sama Ummi. Salah duanya adalah rasanya kasur kami tak cukup lagi untuk dihuni bertiga. Secara Nabil tidurnya suka guling-guling. Dan masih ada beberapa 'salah' yang lain lagi.


Jujur sebenarnya ada perasaan ngga tega 'membiarkan' Nabil tidur sendirian. Kasihan. Apalagi untuk anak seusia Nabil. Terlebih jika terkadang ia terbangun sambil nangis-nangis dengan air mata yang sudah berlinang. Ingin Ummi peluk erat-erat rasanya. Tapi mudah-mudahan kamu 'berani' ya Nak...


Pernah suatu malam Ummi melewati kamarnya dan Nabil sudah tertidur pulas. Ada rasa kangen ingin bersama lagi. Ummi ciumi seluruh tubuhnya, kangen sama wangi aroma tubuhnya. Dan tak terasa airmata pun jatuh. Huh... ternyata Ummi pun butuh 'perjuangan' untuk melakukan ini. Dan akhirnya malam itu kami tidur bersama lagi. Huhuhu...

Lha terus kapan pisah kamarnya???? 

Antara Mupeng dan Laper



Sebenarnya siy ngga pede-pede amat niy buat pajang foto di atas. Tapi sekedar ikut meramaikan kontes, tak apa lah. Siapa tau Mak Cebong berbaik hati buat ngasih hadiah ke peserta yang ikutan 3 kategori. *hehehe...ngarep

Foto di atas diambil secara sengaja oleh Abi tanpa sepengetahuan Ummi. Berlokasi di rumah makan "Waroeng Desa" yang terletak di Jl. Sabang, Thamrin, Jakpus. Ceritanya sedang menunggu pesanan yang tak kunjung datang sambil memandang foto/gambar menu yang terpasang di dinding ruangan. Untung aja ngga ngeces :D


***




Ummi Nabil berpartisipasi dalam 'saweran kecebong 3 warna
yang didalangi oleh Jeng SoesJeng Dewi-Jeng Nia
Disponsori oleh : "Jeng AnggieDesa Bonekakios 108".


Belajar Bikin Pempek

Membaca postingannya Mba Dyah a.k.a Dee Ayu dan Mba Lidya tentang pempek, membuat Ummi tergerak untuk membuatnya. Maklum sebagai penggemar berat pempek rasanya tak afdhol kalau belum bisa membuatnya sendiri apalagi belakangan ini Ummi lagi rajin mencoba resep baru.


Tanya-tanya ke mbah google akhirnya ketemu resepnya di sini. Karena ini pertama kalinya Ummi bikin pempek maka Ummi memperhatikan sekali takaran setiap bahannya. Karena kalau kurang pas dengan takaran bahannya tentu akan sangat berpengaruh dengan rasa pempek yang dihasilkan nanti.


Beginilah pempek yang Ummi bikin:


Bahan-bahan:
500 gr ikan tenggiri
250 gr tepung sagu
10 sdm air es/dingin
2 sdt garam


Berikut cara membuatnya:


Cuci bersih ikan, kemudian pisahkan kulit dan tulang ikan dari dagingnya. Lalu haluskan


Karena ngga punya alat untuk menggiling akhirnya ikannya Ummi tumbuk
dan karena keterbatasan tenaga, ikannya ngga sampe halus banget


Masukkan air es dan garam. Aduk hingga rata




Tambahkan tepung sagu sedikit demi sedikit hingga adonan tidak lengket dan siap dibentuk
Adonan yang sudah siap untuk dibentuk
Bentuk adonan sesuai selera




Rebus pempek dalam air mendidih dengan api sedang


Angkat bila pempek sudah mengapung lalu masukkan ke air dingin




Pempek siap digoreng atau disimpan dikulkas




Bersambung....



Selamat Datang di Rumah Bangka

Bersambung dari sini...


Alhamdulillah, tidak lama setelah kami berencana dan memutuskan untuk pindah rumah, kami akhirnya menemukannya. 


Rumah ini terdiri dari 2 kamar tidur, ruang tamu, ruang keluarga, dapur, kamar mandi dan teras. Ukurannya pun cukup luas menurut kami. Dan yang terpenting, rumah ini lebih sehat. Ventilasi udaranya pun bagus, sehingga rumah ini lebih sehat dari yang sebelumnya. Sinar matahari pun dapat masuk dengan baik. Dengan begitu kami bisa menghemat listrik karena dapat meminimalisasi penggunaan lampu di siang hari. Kami pun tak perlu pasang AC, malah kipas angin pun kami "museumkan" dulu. Cukup dengan AC alami alias ACC (Angin Cepoy Cepoy, hehe maksa)


Dapur yang cukup luas, membuat Ummi betah berlama-lama di dapur. Ruang tamu pun bisa menjadi ruang bermain untuk Nabil. Dengan dua kamar tidur, membuat privasi Ummi dan Abi lebih terjaga dari Nabil.


Selain itu, yang membuat kami tertarik dengan rumah ini yaitu karena lokasinya yang berdekatan dengan masjid. Masjid dimana kami rutin mengikuti pengajian setiap pekannya. Lingkungannya pun Islami sehingga bagus juga untuk perkembangan Nabil. Tak perlu khawatir dengan siapa ia bermain.


Rasanya ini anugerah buat kami. Bisa merasakan tinggal di dekat masjid yang tidak pernah mati aktivitasnya. Ya, namanya Masjid Alhikmah, Bangka. Ada yang tau???


***


Ah, rasanya tak cukup kata-kata ini untuk melukiskan rasa syukur kami atas nikmat Allah ini. Semoga nikmat ini tidak membuat kami lalai dan tetap senantiasa menjadi hamba yang selalu bersyukur. Amin...





3x4 berapa???

Kejadian ini sudah berlangsung lama sekali, tidak tahu persis berapa usia Ummi saat itu, tapi yang jelas masih duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah (setara SD).

***

Di suatu pagi ketika sebelum berangkat kerja Bapakku meminta aku untuk memberikan klise foto kakakku kepadanya yang akan dicetak untuk suatu keperluan. Setelah aku ambilkan klisenya dan aku serahkan ke bapakku, lalu beliau bertanya?

"ukurannya berapa?" tanya bapakku

"tiga kali empat" jawab aku

Kemudian bapakku bertanya kembali:

"tanya kakakmu sana, 3x4 berapa?" tanya bapakku kembali

Aku yang saat itu merasa pintar karena sudah bisa dengan perkalian pun merasa bingung. Dalam hati aku bergumam. Masa iya bapak ngga tahu berapa 3x4?. Kalaupun bapak lupa, aku kan tahu jawabannya.

Dengan wajah bingung aku pun tanya kakakku.

"Ka, kata bapak 3x4 berapa?"

"enam" jawab kakakku

Jawaban dari kakakku pun aku sampaikan ke bapak.

Karena masih penasaran, aku pun bertanya kembali ke kakakku.

"Ko' 3x4 jawabannya enam siy??? bukannya dua belas???" tanyaku yang masih penasaran

Dengan tertawa kakakku pun menjawab:

"yang dimaksud bapak itu bukan 3 dikali 4, tapi foto ukuran 3x4 dicetak berapa lembar"

"Ouw........." Baru mudenglah aku saat itu.

***






Ummi Nabil berpartisipasi dalam 'saweran kecebong 3 warna
yang didalangi oleh Jeng SoesJeng Dewi-Jeng Nia
Disponsori oleh : "Jeng AnggieDesa Bonekakios 108".


Ketika Anakku Harus Minum Sufor

Saat siang menjelang sore itu kami (Ummi, Abi, dan Nabil) bergegas menuju rumah sakit, karena dokter yang kami tunggu sudah datang. Ketika itu kami hendak memeriksakan lebih lanjut tentang kesehatan Ummi yang beberapa hari belakangan sedang tak enak.


Tiba di rumah sakit, kami pun segera bertemu dengan dokternya. Dengan membawa surat rujukan dari dokter sebelumnya, Ummi pun segera diperiksa kembali. Untuk memastikan diagnosa penyakit, maka dokter menyarankan untuk periksa darah. Setelah menunggu sekitar 30 menit hasilnya pun keluar. Dan ternyata hasilnya masih sama seperti apa yang dikatakan oleh dokter kami di klinik tempat kami berobat sebelumnya. Ummi terkena hepatitis A. Dokter pun langsung menyarankan untuk rawat inap. Tidak ada pilihan saat itu. Hmmm, keputusan yang sangat mengejutkan saat itu. Pasalnya, saat itu usia Nabil baru sekitar 40 hari dan masih ASI.


Sambil menunggu proses administrasi, Ummi masih sempat menyusui Nabil, walau sebenarnya dokter sudah melarang Ummi untuk memberi ASI ke Nabil. Tapi entah kenapa Ummi merasa yakin bahwa Nabil akan tetap baik2 saja walaupun masih menyusu dengan Ummi.

Sampai Ummi masuk ke ruang perawatan pun (menunggu Abi menjemput kakak ipar) Ummi masih berani untuk menyusui Nabil karena kondisinya Nabil sedang rewel, mungkin sudah mengantuk.


Sejujurnya sampai detik itu, Ummi tak sempat terpikirkan bahwa akan berpisah dengan Nabil, karena Ummi berharap Nabil bisa dititip di rumah sakit ini. Sehingga walaupun Ummi dirawat tetapi masih bisa 'berdekatan' dengan Nabil. Tapi sayangnya pihak rumah sakit menolaknya karena usia Nabil yang sudah lebih dari 30 hari. Pihak rumah sakit hanya bisa menerima penitipan bayi jika usianya di bawah 30 hari.


Lagi-lagi tidak ada pilihan. Ummi pun pasrah. Tidak bisa lagi memberikan ASI ke Nabil sampai dokter mengijinkan kembali. Ummi pun tetap di rumah sakit dan Nabil pulang dengan Abi (dan ditemani kakak ipar yng akan menjaga Nabil untuk sementara waktu).


Sepi, sendiri di rumah sakit. Mencoba merenung atas kejadian yang baru saja terjadi. Ujian kah ini??? atau hukuman kah ini??? karena sampai Ummi dirawat pun tidak diketahui darimana datangnya virus itu.


Tiba-tiba Abi sms:


"Ucapan ortu kepada anaknya bisa menjadi doa, apalagi ucapan ibunya. Perbanyak istighfar"


Astaghfirullahal'azhim... Ummi teringat akan ucapan Ummi tempo hari yang tidak sengaja keluar dari mulut Ummi. Mungkin inilah hukuman teguran yang Allah berikan ke Ummi atas ucapan Ummi tersebut. Teguran yang Allah segerakan waktunya agar Ummi tidak mengulanginya lagi.

Setelah tiga hari di rawat akhirnya Ummi diperbolehkan pulang. Senang rasanya, ingin segera rasanya memeluk Nabil dan tak ingin lepas walau sedetikpun. Ah senangnya...

Tapi, ceritanya belum selesai sampai di sini. Sekitar sebulan kemudian Abi pun mengalami hal yang sama dengan Ummi. Astaghfirullahal'azhim... Malah kondisinya lebih parah dari Ummi. Dan terpaksa Abi pun harus dirawat di rumah sakit. Kondisi yang sangat dilematis. Bagaimana mungkin Ummi bisa menjaga Abi dan Nabil dalam waktu yang bersamaan. Dan dengan sangat berat, Ummi memilih untuk merawat Abi di rumah sakit. Dan Nabil, lagi-lagi harus diurus oleh kakak ipar dan kembali minum sufor (karena alat yang tidak memadai jika harus memerah ASI untuk Nabil).

Lima hari berlalu akhirnya Abi diperbolehkan pulang. Berharap setelah kejadian itu tak ada lagi yang harus dirawat. Abi pun untuk sementara waktu tidak 'berdekatan' dengan Nabil dulu, karena dikhawatirkan Nabil akan tertular.

***

Sebenarnya ada beberapa hal yang membuat diri ini sedih dan seperti tak bisa memaafkannya:

Pertama, Nabil harus minum sufor (susu formula). Tidak rela rasanya Nabil harus minum sufor untuk sementara waktu karena sejak awal Ummi sudah bertekad untuk memberikan ASI  eksklusif untuknya apalagi saat itu usianya baru 40 hari. Tapi ternyata...tidak

Kedua, Berpisah sementara dengan Nabil, tak memandangi wajahnya selama beberapa hari. Apalagi kondisinya saat itu Nabil baru sembuh dari luka khitan.

Ketiga, Yang paling membuat sedih adalah karena semua ini terjadi karena kesalahan yang Ummi perbuat. Maafkan Ummi ya Nak... Sumber virus yang tidak jelas diketahui darimana asalanya membuat Ummi berfikir bahwa Allah punya cara sendiri untuk menghukum menegur hamba-Nya.

Tentu selalu ada hikmah dari setiap kejadian. Kepada para orang tua khususnya (dan siapapun pada umumnya) hendaklah berhati-hati dalam berucap. Karena setiap perkataan kita adalah doa untuk anak kita. Biasakanlah selalu untuk mengucapkan sesuatu yang baik.

***






Ummi Nabil berpartisipasi dalam 'saweran kecebong 3 warna' yang didalangi oleh Jeng Soes, Jeng Dewi-Jeng Nia. Disponsori oleh : "Jeng Anggie, Desa Boneka, kios 108". 

Selamat Tinggal Rumah Mampang

Pindahan rumahnya memang sudah berlalu sekitar satu bulan yang lalu. Tapi sekedar untuk dokumentasi keluarga kami, tak apa ya diceritakan sekarang...


Tanggal 16 Desember 2011 kami sekeluarga resmi meninggalkan rumah kontrakan yang kami tempati hanya lima bulan itu. Rumah mungil yang baru saja dibangun itu berukuran tidak lebih dari 30 meter persegi (kecil banget yak???). Kami memang menjadi penghuni pertama rumah itu. Rumahnya bagus, hanya terlalu minimalis rasanya untuk keluarga yang memiliki anak seusia Nabil.


Rumahnya terdiri dari satu kamar tidur, ruang tamu, dapur dan kamar mandi. Tentu dengan ukuran ruangan yang minimalis juga. Ketika memutuskan untuk menempati rumah itu memang sempat ada rasa 'ragu' khawatir tidak kerasan tinggal di sana. Tapi kami coba dulu sajalah. Karena pencarian kami sudah sekitar setahun lebih, sejak Nabil masih dalam kandungan. Ah, akhirnya ketemu juga walau tidak sepenuhnya seperti yang kami harapkan. Tapi kami mencoba mencari sisi positifnya saja. Letaknya yang dekat dengan mushola tentu menjadi salah satu pertimbangan kami. Abi pun bisa berangkat kerja lebih siang karena lokasinya yang dekat dengan jalan utama.

Nabil yang sedang tertidur pulas di kamar mungil kami


Sayangnya rumah itu 'kurang sehat' bagi kami. Ventilasi udara yang kurang sehingga sirkulasi udara pun menjadi tidak bagus. Apalagi kalau Ummi sedang memasak. Seisi rumah jadi bau asep. Huff.. bikin Ummi ngga semangat  masak deh. Dan satu hal lagi... rumah ini pun sering dimasuki kelabang. Hmmm... ngga kebayang rasanya kalau sering ketemu dengan binatang ini. Awalnya hanya ditemukan di kamar mandi tapi lama kelamaan di ruang dapur pun sering Ummi temukan. Entah dari mana asalanya padahal di depan rumah kami hanya halaman tanah biasa.


Nabil dan "pintu setengah"nya
Sengaja dibuatkan khusus untuk Nabil agar tidak keluar rumah


Seiring berjalannya waktu, rasanya kami tidak bisa lama lagi tinggal di sini. Nabil pun butuh ruang bermain yang lebih luas. Dan karena kehamilan Ummi saat ini, kami pun memutuskan untuk mencari rumah yang lebih sehat.


*******


Walau bagaimanapun keadaannya, kami bersyukur pernah tinggal di sini (karena dengan bersyukur Allah akan memberikan nikmat yang lebih kan ya???). Rumah ini menjadi rumah kami yang pertama, tempat kami berbagi kasih dan sayang, melepas lelah, dan tentunya rumahku surgaku. Semoga saja, Amin...

Dua Tahun

Ketika janji tlah tertulis secara hitam di atas putih

Dua tahun yang lalu kami dipersatukan oleh ikatan suci pernikahan
Allah dan para malaikat menjadi saksi atas apa yang telah terucap

Dua tahun yang lalu kami sepakat untuk menjadi sepasang suami istri
Belajar menerima kelebihan dan kekurangan
Bersyukur atas segala nikmat dan bersabar atas segala cobaan

Dua tahun yang lalu kami memulai sebuah perjalanan
Perjalanan panjang hingga kami mencapai apa yang telah dicita-citakan

Dua tahun...
Canda tawa, suka duka, dan air mata telah mewarnai kebersamaan kami
Agar kami senantiasa semakin kokoh dalam menghadapi ujian

Kini kami telah dikaruniai seorang putra yang menjadi pengikat hati kami
semoga kelak ia bisa menjadi kebanggaan kami dan agama tentunya

Dan kini, Allah pun memberikan kami kepercayaan kembali
Seorang calon manusia yang kelak akan lahir ke dunia (insya Allah)

Di hari ini, tidak ada acara ataupun perayaan apapun
Hanya doa yang kami panjatkan 
Semoga Allah selalu memberikan keberkahan kepada kami

Ya Rabb, begitu besar nikmat yang telah Engkau berikan kepada kami
Semoga kami senantiasa menjadi makhluk yang bersyukur
Amin...



Nabil 14 Bulan

Alhamdulillah, anak sholeh Ummi dan Abi sekarang sudah 14 bulan. Perkembangannya saat ini:





  1. Berat badannya 9,8 kg (naik 1,1 kg dari usia 12 bulan)
  2. Giginya sudah ada 6, 4 di atas, 2 di bawah
  3. Sudah bisa berjalan sendiri. Sebenarnya sudah bisa berjalan ketika 13 bulan, tapi masih belum lancar
  4. Lagi seneng-senengnya memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain. Nah, ini niy yang bikin Ummi dan Abi sering kehilangan sesuatu karena barangnya dipindahin sama Nabil
  5. Mulai tertarik sama HP, mungkin karena sering di kasi lihat fotonya yang ada di HP
  6. Mulai menirukan gaya orang kalo lagi menelepon
  7. Sudah pinter ngajak bercanda orang di sekitarnya
  8. Lagi seneng naik tangga (tapi ngga suka turun)
  9. Rasa ego-nya sudah mulai muncul walau masih sedikit (masih dominan mengalah)

Alhamdulillah... sehat selalu ya Nak... dan tetap jadi anak yang sholeh :)

Bakso Cinta

Akhirnya bisa ngerasain juga yang namanya bakso cinta, hehehe. Karena selama ini cuma lewat di depan kedainya aja. Dan kebetulan cuaca di luar pun sedang gerimis. Jadilah keinginan untuk makan bakso ini semakin bertambah.


Bakso cinta ukuran kecil
Kalo dari segi rasa siy, memang tak ada bedanya dari bakso pada umumnya. Yang membedakan ya hanya dari bentuknya saja. Tapi teteup aja bikin penasaran kalo belum nyobain. Harganya juga murah meriah lho Satu porsi mangkuk dengan bakso cinta ukuran kecil harganya delapan ribu rupah saja. Sedangkan yang pakai ukuran besar harganya dua kali lipatnya yaitu enam belas ribu rupiah.


Selain bakso cinta, juga tersedia bakso dengan nama yang bikin penasaran. Ada bakso rindu dan bakso cemburu. Hmmm... jadi pingin nyobain juga...

Kolom Komentar

Tadi pagi pas buka FB, ada pesan dari Mba Rina Bundanya Kanaya yang nanyain Ummi tentang kolom komentar yang belum lama ini telah berubah:




Sebenarnya Ummi juga sempet mupeng lihat blog temen-temen yang kolom komentarnya telah berubah terlebih dahulu. Pingin kolom komentarnya berjenjang karena bisa lebih interaktif.


Tidak sengaja Ummi membaca komentarnya Pak Ies di blognya Mba Keke seperti berikut:




Wah, ada informasi yang bagus niy. Bolehkan ya "nyuri" yang ini???. Tanpa fikir panjang Ummi pun langsung menuju TKP. Dengan teliti Ummi baca perintahnya. 

Langkah pertama sampai langkah keempat sudah berhasil. Nah, pas langkah kelima ko' ngga bisa ya??? Karena ada pepatah mengatakan "malu bertanya jalan-jalan sesat di jalan" maka Ummi pun langsung kirim pesan ke Pak Ies, dan tidak lama berselang pesan pun di balas. Hmm... ternyata kesalahan Ummi ada pada langkah kedua, yaitu lupa di klik kolomnya. Akhirnya Ummi ulangi perintahnya dari awal dan ternyata berhasil.

Senangnya, akhirnya berhasil juga.

Buat temen-temen yang mau mencoba, silakan langsung aja ke TKP ya
Selamat mencoba dan semoga berhasil ya...


Buat Pak Ies, Makasi banyak infonya :)

Udang Goreng Mentega

Resep ini adalah resep modifikasi dari resep cumi asam manis. Hanya disesuaikan dengan bahan-bahan yang ada dan selera makan saat itu. Jadilah resep berikut ini.


Bahan-bahan:
Udang ukuran besar
Bawang bombay
Bawang putih
Jahe
Mentega/margarin untuk menumis
Saus sambal
Saus tomat
Gula dan garam secukupnya
Air secukupnya
Tepung maizena yang sudah dilarutkan dengan air






Preparation:

  1. Buang kepala udang, cuci dengan bersih. Goreng setengah matang, sisihkan
  2. Iris kasar bawang bombay
  3. Haluskan jahe dan bawang putih



Cara membuat:

  1. Panaskan margarin hingga meleleh
  2. Tumis bawang bombay hingga harum, lalu masukkan jahe dan bawang putih yang sudah dihaluskan
  3. Masukkan bahan-bahan yang lainnya
  4. Masak hingga matang dan rasanya pas
  5. Masukkan udang lalu aduk sebentar
  6. Siap disajikan selagi hangat
Catatan:
Ummi menggunakan takaran saus sambal > saus tomat agar rasanya pedas (walau rasa akhirnya tidak terlalu pedas)








GTM: Akhirnya Berlalu Juga

Alhamdulillah senangnya... Akhirnya nafsu makan Nabil sudah normal kembali setelah beberapa hari lalu sempat dilanda GTM berat.

Seminggu yang lalu Nabil demam selama tiga hari. Biasanya siy kalau Nabil demam tetap mau makan walaupun porsinya sedikit. Tapi kali ini Nabil tidak mau makan sama sekali. Ah, mungkn karena badannya sedang tidak fit jadi tidak ada selera makan. Maunya hanya menyusu terus. 

Tiga hari setelah demamnya reda Ummi berharap nafsu makannya sudah normal kembali karena badannya pun sudah lebih enak. Lha ternyata tidak. GTMnya masih berlanjut. Waduh, tumben niy... Yang masuk ke mulut hanya cemilan biskuit dan susu.

Yang Ummi tau bahwa GTM itu memang biasa melanda anak seusia Nabil. Sedang bereksplorasi tentang makanan mungkin. Mulai dari cara makan, tekstur makanan, rasanya ataupun peralatan makannya. Dan yang Ummi tau juga bahwa GTM itu pun ada masanya. Jadi, ya dinikmati sajalah kalau Nabil sedang GTM. Toh dia pun bisa merasa, lapar atau tidak.

Hari ini Ummi sengaja membeli ikan mujair untuk lauk makannya. Karena Ummi lihat sejak kemarin nafsu makannya sudah mulai membaik. Dan pagi ini ketika sarapan pagi, Nabil sampai 2 kali nambah nasi. Dan ikan yang biasanya bisa untuk 2 atau 3 kali makan, habis dalam sekali makan saja. 

Lega rasanya... Makan yang lahap ya Nak...

NB: Bagi yang ingin tau lebih banyak tentang GTM, silahkan baca di sini

Nugget Tempe

Nabil lagi GTM. Hmmm... biasanya siy kalo Nabil GTM nggga berlangsung lama, hanya beberapa hari aja. Tapi walaupun sebentar teteup aja bikin Ummi ngga tenang. Khawatir kelaperan dan akhirnya jadi rewel.


Ngeliat resep nugget tempe di blog bundanya Naya. Jadilah Ummi terinspirasi untuk membuatnya. Kebetulan dikulkas lagi ada tempe dan ikan. Nabil pun sudah tertidur pulas. Saatnya Ummi beraksi!!!


Bahan-bahan:
Tempe
Ikan tuna
Nasi
Garam dan merica secukupnya
Kuning telur
Tepung Oat yang sudah diblender halus


Preparation:

  1. Tempe dipotong dadu, kemudian kukus hingga matang lalu haluskan 
  2. Kukus atau goreng ikan tuna, kemudian haluskan



Cara Membuat:

  1. Campur tempe, ikan tuna dan nasi dalam suatu wadah. Aduk hingga rata sampai adonan bisa dibentuk.
  2. Bentuk adonan sesuai selera
  3. Celupkan nugget yang sudah dibentuk ke dalam kuning telur, lalu balut nugget dengan tepung oat yang sudah dihaluskan.
  4. Goreng nugget dengan sedikit minyak dan api yang keciiiiiiiil hingga berwarna kuning kecoklatan.

Sayangnya Nabil teteup GTM, hanya masuk beberapa suap saja. Jadilah Ummi dan Abi saja yang melahapnya :)








Bermain di Play Land

Tempo hari ketika Ummi periksa kesahatan, Ummi dan Abi menyempatkan diri sebentar untuk mengajak Nabil bermain di tempat bermain yang tersedia di RS tersebut. Lumayan, sambil nunggu antrian, daripada Nabil jenuh kan lebih baik mengajaknya bermain.

Gayanya udah kayak orang gede aja


Tempat bermainnya memang tidak terlalu luas, tapi cukuplah untuk anak-anak (ya iyalah, kan yang main anak-anaknya bukan orangtuanya :p). Dan kebetulan saat kita hendak ke sana tempat bermainnya sedang kosong. Jadilah serasa milik sendiri, hehe.





Setibanya di tempat bermain Nabil langsung antusias. Dan Nabil pun langsung menuju mainan mobil-mobilan. Hmmm.. naluri lelakinya keluar. Langsung deh masuk ke mobilnya dan langsung bergaya seperti orang yang sedang mengendarai mobil. Padahal sebelumnya belum pernah naik mobil-mobilan kayak gitu.


Tidak lama kemudian Ummi pun dapat panggilan untuk masuk ruangan periksa. Walaupun hanya sebentar, mudah-mudahan kamu senang ya Nak...




Cumi Asam Manis

Resep aslinya Ummi dapat dari bungkus margarin. Pas dilihat ko' bahannya mudah didapat. Tapi teteup, disesuaikan dengan kondisi dapur Ummi. Ya, pinter-pinter Ummi-lah memodifikasi resep tapi tetap enak dilidah.




Bahan-bahan:
15 ekor Cumi ukuran sedang
1/2 siung Bawang bombay besar
3 siung Bawang putih
1 ruas Jahe
3 sdm Kecap manis
1 sdm Saus sambal
1 sdm Saus tomat
1 buah Jeruk nipis
1 sdm Tepung maizena yang dilarutkan (opsional)
3 sdm Margarin untuk menumis
Air secukupnya
Gula, garam, lada secukupnya




Preparation:
  1. Bersihkan cumi, potong seperti cincin, lalu goreng setengah matang
  2. Iris kasar bawang bombay
  3. Haluskan jahe dan bawang putih
  4. Peras air jeruk nipis

Cara Membuat:
  1. Panaskan margarin hingga meleleh
  2. Tumis bawang bombay hingga harum lalu masukkan jahe dan bawang putih yang sudah dihaluskan
  3. Masukkan bahan-bahan yang lainnya
  4. Masak hingga matang
  5. Masukkan cumi lalu aduk sebentar
  6. Siap disajikan selagi hangat

Mari makan...



Sambal Ijo

Tak lengkap rasanya jika makan rendang tanpa sambal yang satu ini. Ya, sambal ijo namanya. Mungkin karena warnanya yang hijau makanya dikenal dengan sambal ijo. Ummi dapat resep ini dari nenek. Maklum, walau kami orang betawi tapi lidah kami sangat bersahabat dengan masakan daerah di Indonesia. Ini mah namanya doyan, hehehe


Bahan-bahan:

  • Cabai hijau besar
  • Cabai rawit
  • Bawang merah, iris
  • Tomat hijau yang kecil
  • Minyak untuk menumis
  • Garam secukupnya







Cara membuat:

  • Rebus cabai hijau besar, cabai rawit, bawang merah dan tomat hijau. Setelah matang, angkat lalu tiriskan. 
  • Uleg kasar bahan tersebut dan tambahkan garam,
  • Tumis hingga matang.

Sambal siap disajikan bersama rendang atau gulai dan lalap daun singkong. Hmm... Nikmat rasanya...


Note: Takaran untuk setiap bahan dikira-kira saja ya, disesuaikan dengan lidah dan selera masing-masing.

Yang Telah Berkunjung

Diberdayakan oleh Blogger.

Buscar