Puree Labu Siam

Labu siam adalah sayuran yang mudah dijumpai di pasar, dan rasanya yang cenderung manis Ummi berharap Nabil suka akan sayuran ini. Maka, dibeli-lah itu labu siam, dan karena rencananya mau dibuat puree beku jadi sekalian beli banyak aja deh.


Bahan :
Labu siam mini (banyaknya dikira-kira aja ya)

Cara Membuat:
Belah labu siam menjadi 2 bagian, bersihkan getahnya, kupas, cuci
Panaskan panci untuk mengukus
Kukus labu siam hingga empuk (kira2 25 menit)
Setelah empuk (matang) haluskan labu siam, bisa menggunakan blender

Catatan: Karena labu siam ini cukup mengandung air, maka ketika menghaluskan Ummi tidak menambahkan air lagi. Jika teksturnya terlalu kental bisa menambahkan air ketika ingin disajikan. 



Jika ingin membekukan puree labu siam:
Setelah dihaluskan, masukkan puree ke ice cube, setelah membeku keluarkan dari cetakan dan simpan diwadah untuk dimasukkan kembali ke freezer, (ice cube nya bisa digunakan untuk bikin puree yang lain).

Proses pembekuan ini sangat memudahkan Ummi dalam hal menyiapkan MPASI Nabil. Karena Nabil makannya sedikit, dan akan menyita waktu jika setiap hari harus ke dapur. Selain itu juga supaya sekalian repot .

Untuk menyajikan puree yang sudah beku:
Jika ingin menyajikan puree pada esok hari, pada malam harinya turunkan puree ke bagian bawah kulkas. Untuk menghangatkannya bisa menggunakan magic jar.

Hari pertama makannya sukses tak bersisa.
Hari kedua makannya mulai disembursembur, dan bersisa sedikit


Ups... ada cerita dibalik pembuatan puree labu siam ini.
Awalnya Ummi, menghaluskan labu siamnya ga pake blender karena sama sekali ga kefikiran untuk pake blender. Setelah labu siam matang, lalu dibejek-bejek pake garpu,, lamaaaa banget. trus mikir deh, kapan halusnya ya kalo gini caranya. Buka-buka file lagi, dan ternyata emang petunjuknya itu diblender. Langsung deh labu siam yang udah dihaluskan dimasukkan ke blender, tinggal 'cetrek' beres deh. Ugghh.. kenapa ga dari awal pake blender ya ???!!! #Ummi ketawa sendiri

Sertifikat AIMI - ASI Eksklusif-


Selamat ya Nak... Akhirnya sampai juga di usiamu yang ke-6 bulan. Dengan bangga Ummi dan Abi memberikan sertifikat ini kepadamu.

Walaupun kamu sempat kena sufor (karena Ummi sakit), tapi Ummi tetap bersyukur karena telah menyusuimu hingga usia 6 bulan. Semoga bisa terus sampai 2 tahun ya Nak...




Perjuangan Ummi dan Abi selanjutnya adalah memberimu MPASI homemade. SEMANGKA!!!

Serba Serbi Menuju MPASI



 Tanda-tanda bayi siap makan makanan padat

Ini adalah ciri-ciri yang perlu diperhatikan walaupun mungkin bayi anda belum melakukan semuanya

- Sudah bisa menegakkan kepala sendiri
- Bisa duduk dengan baik di kursi
- Bisa melakukan gerakan mengunyah
- Berat badan terlihat meningkat hingga kira-kira sudah dua kali lipat berat badan ketika lahir
- Terlihat tertarik pada makanan
- Bisa menutup mulut jika disodorkan sendok
- Bisa memindahkan makanan dari mulut bagian depan ke mulut bagian belakang
- Bisa menggerakan lidah, dan tidak lagi mendorong makanan keluar menggunakan lidah
- Terlihat masih lapar setelah diberi delapan hingga sepuluh kali ASI atau 1200 cc susu formula
- Mulai tumbuh gigi

***** Jenis Makanan

- ASI atau susu formula DITAMBAH
- Bubur sereal beras atau bubur tepung beras
- Dilanjutkan dengan sereal biji-bijan lainnya
- Bubur sayuran (misal: ubi manis, labu-labuan) atau bubur buah-buahan (misal: pisang, apel, pear, alpukat)
- Kaldu
- Produk susu sapi seperti keju
- Daging sapi, daging ayam, daging kambing, hati, dan ikan yang sudah dihaluskan. Ikan ada yang menganjurkan ditunda hingga lebih dari satu tahun karena berpotensi menimbulkan reaksi alergi
- Merah telur. Putih telur ada yang memperbolehkan sebelum satu tahun, ada juga yang menganjurkan ditunda hingga lebih dari satu tahun karena berpotensi menimbulkan reaksi alergi
- Tahu

***** Bagaimana...??

- Mulai dari bubur tepung beras yang sangat encer satu hari sekali, kira-kira sebanyak 1/2 sendok makan pada percobaan pertama. Mengapa beras? Beras memiliki resiko alergi yang rendah.

- Jika bayi sudah mulai terbiasa makan, bisa ditambah porsinya atau ditambah kekentalan buburnya. Lama kelamaan bentuk makanannya sudah tidak perlu terlalu halus, mirip seperti bubur untuk orang dewasa.

- Selalu berusaha memperkenalkan jenis makanan baru kepada bayi dengan mengingat waktu menunggu 4 hari untuk melihat apakan bayi memliki reaksi alergi terhadap makanan itu. Diawali dengan memberikan satu rasa setiap kali menambah menu. Apabila terlihat tidak menimbulkan reaksi alergi, hari-hari berikutnya bisa dicampur dengan rasa lain yang sudah ketahuan tidak menimbulkan reaksi alergi juga. Jangan batasi jenis makanan untuk bayi anda, meskipun itu makanan yang tidak anda suka.

- Beberapa orang menyarankan untuk memberikan sayuran terlebih dahulu sebelum diberikan buah-buahan, sehingga bayi tidak lebih lebih dahulu kenal manisnya buah.

- Bila bayi sudah terbiasa makan sekali dalam sehari, bisa ditambahkan menjadi dua kali dalam sehari dan kemudian menjadi tiga kali.

- Rangsang anak untuk mengunyah. Bila terlihat bayi bisa melakukan gerakan mengunyah walaupun belum memiliki gigi, bisa mulai diberikan diberikan makanan yang tidak terlalu lembut seperti potongan kecil pisang (tidak usah dilembutkan), potongan pepaya, mangga; atau juga makanan agak keras seperti potongan roti kering, wortel, apel, potongan keju, sehingga bayi tidak bisa menggigitnya hanya bisa menggerogoti. Biarkan mereka memegang dan mencoba menggerogotinya. Bayi tidak mengunyah makanan menggunakan gigi, melainkan ditekan oleh gusinya. Pastikan makanan yang diberikan kepada bayi tidak berpotensi untuk membuat dia tersedak dan selalu diawasi ketika makan. Membiasakan anak mengunyah sejak usia dini memudahkan dia untuk lepas dari makanan lembut.

***** Makanan yang dihindari

- Madu. Tidak dianjurkan untuk bayi dibawah usia satu tahun, karena ada kemungkinan terkena bakteri Clostridium Botulinum. Bayi belum memiliki imunitas terhadap bakteri ini.

- Garam. Makanan bayi sebaiknya tidak diberi garam karena belum kuat diproses oleh ginjalnya. ASI dan formula sudah mencukupi kebutuhan garam ditubuhnya

- Gula. Biarkan bayi tidak terbiasa pada rasa manis yang bisa merusak giginya.

- Kacang. Selain ada kemungkinan tersedak, kacang juga sangat berpotensial menimbulkan reaksi alergi

- Susu sapi sebagai minuman. Tidak mencukupi kandungan lemak, nutrisi (terutama besi), dan kalori. Terlalu banyak sodium. Juga berpotensi menjadi alergen. Kecuali produk susu seperti keju, diperbolehkan setelah bayi berusia 6 bulan.

Catatan- Pada usia 6-8 bulan ini, ASI atau susu formula masih menjadi sumber utama makanan bayi. Makanan lain hanya sekedar tambahan.

- Selalu menunggu 4 hari untuk memperkenalkan makanan baru kepada , agar terlihat apakah bayi memiliki reaksi alergi terhadap makanan itu.
membuat makanan bayi sendiri
Tulisan berikut agaknya berlaku untuk bayi dibawah 8 bulan, yang masih memakan makanan lembut.

Yang perlu diingat dalam membuat makanan bayi adalah JANGAN memakai garam atau gula, silakan baca ini untuk lebih lengkapnya.

**** Menyimpan makanan bayi

Dibekukan
Untuk mengurangi pekerjaan memasak untuk bayi, dan terbuangnya makanan lebihan bayi (bayi makan sangat sedikit), berbagai makanan bayi bisa dimasak dalam jumlah banyak lalu di bekukan di lemari es. Dengan cara ini , makanan bisa tahan agak lama. Perlu diingat juga tidak semua makanan bisa dibekukan, beberapa berubah teksturnya setelah masuk lemari pembeku seperti tahu. Silakan mencoba sendiri mana yang tetap baik dibekukan, mana yang tidak.
Cara membuat:
1. Masak makanan bayi (satu macam, misal: apel) hingga berbentuk bubur lembut
2. Tuang ke dalam plastik pencetak es batu
3. Tutup plastik bila perlu
4. Simpan di lemari pembeku es (freezer)
5. Setelah beku, keluarkan dari plastik pencetak es batu, simpan ke dalam kantong plastik yang sudah diberi nama jenis makanan (misal: bubur apel) dan tanggal pembuatan di bagian luarnya.
6. Simpan kembali di lemari pembeku
7. Gunakan makanan yang sudah beku sesuai kebutuhan bayi. Misal satu atau dua buah hasil cetakan dengan satu atau lebih rasa dipadukan. Biarkan mencair dan hangatkan kembali sebelum dipakai.

Didinginkan
Makanan bayi bisa juga dibuat dengan jumlah sedikit, lalu setiap sisa makanan disimpan di lemari pendingin (refrigerator). Makanan yang didinginkan di lemari pendingin sebaiknya tidak dipakai bila sudah melebihi 48 jam (beberapa orang mengatakan bisa tahan hingga 72 jam).
Jangan memberi makan bayi langsung dari tempat menyimpannya. Ambil sedikit ke piring, bila kurang bisa ditambah. Air liur bayi yang menempel di sendok makannya bisa membawa bakteri yang membuat makanan menjadi cepat rusak.

Bubur tepung beras
Tidak tahu persis bisa atau tidak memakai tepung beras sudah jadi, yang jelas bisa membuat tepung beras sendiri dari beras.
Tepung beras dimasak hingga matang, kira-kira 15 menit. Sesuaikan kekentalannya dengan kebutuhan bayi anda.

Sereal beras buatan pabrik
Kandungannya gizinya sama saja dengan bubur tepung beras bahkan lebih sedikit karena sereal beras buatan pabrik ini sudah diolah terlebih dahulu dengan cara dicuci berkali-kali, dimasak, dan dikeringkan yang mengakibatkan banyak kandungan gizi yang terbuang dalam proses pengolahan.
Hanya saja, sereal buatan pabrik ini sangat mudah dalam pemakaiannya karena tidak perlu dimasak lagi.

Kaldu
Kaldu adalah benda penting yang sebaiknya dimiliki setiap saat terutama ketika bayi sudah bisa memakannya. Bisa kaldu ayam, atau kaldu daging. Banyak yang menyarankan membuat kaldu dari kaki ayam karena memiliki kandungan gizi yang tinggi. Karena lebih awet, lebih baik dalam bentuk beku. Gunakan seperlunya sesuai dengan kebutuhan.

Bubur sayuran
Pada dasarnya bisa menggunakan sayuran apapun. Umbi-umbian, labu-labuan, daun-daunan, brokoli, bunga kol, wortel, biji kacang-kacangan misalnya kacang hijau yang sudah dibuang kulitnya, tahu.
Cara membuat:
1. Sayuran dikupas, dipotong-potong, lalu dimasak; bisa direbus atau dikukus (dikukus lebih baik, karena gizinya tidak terbuang ke air). Untuk biji kacang hijau bisa direbus hingga halus.
2. Sayuran matang dihaluskan, bisa menggunakan blender atau disaring sesuai kebutuhan anak. Bila menggunakan blender, gunakan air sisa rebusan sayuran sebagai cairan memblender. KECUALI untuk air sisa rebusan wortel dan daun hijau karena memiliki kandungan nitrat yang tinggi.
3. Siap pakai, atau disimpan.
4. Tambahkan bubur beras atau sereal ketika akan dipakai bila dirasa kurang kental.

Bubur buah-buahan
Beberapa buah ada bisa langsung dimakan tanpa harus dimasak (pisang, alpukat). Untuk buah-buahan yang agak keras (apel, pear) sebaiknya dimasak terlebih dahulu. Proses pembuatannya sama dengan membuat bubur sayuran.
Beberapa buah akan berubah menjadi kecoklatan apabila disimpan. Untuk menghindari hal ini, bisa diberikan sedikit perasan lemon sebelum bubur buah-buahan akan disimpan.

MPASI Hari Kedua

Alhamdulillah,, setelah hari pertama, maka ummi harap harap cemas menanti reaksi,,, dan alhamdulillah tak da reaksi alergi, BAB pun lancar. Maka menu beras merah pun dilanjutkan.

Hari kedua, Nabil makannya lebih banyak dari hari pertama dan Ummi pun lebih santai dalam menghadapi reaksi Nabil ketika disuapin.

Semoga hari ketiga dan keempat makin banyak makannya ya nak...

MPASI Perdana Nabil

Hari yang dinanti akhirnya tiba... padahal seharusnya MPASI Nabil dimulai tanggal 16 Mei, tapi berhubung lagi di luar kota jadi MPASI nya ditunda 2 hari (Maaf ya nak).

Setelah melalui pertapaan yang khusyu (lebay.com) akhirnya ummi memutuskan untuk memulai MPASI Nabil dengan karbohidrat, dilanjutkan dengan sayur dan terakhir buah.

Deg2an pas pertama kali mw kasi makannya. Tapi bismillah, mudah2an sukses...

Inilah penampakan tepung gasol setelah dimasak



dan setelah dicairkan dengan ASI, beginilah jadinya

Nah kalo yang ini ekspresi Nabil pas mau disuapin


dan hasilnya



Dibilang ngga sukses, ngga juga. Dibilang sukses ngga juga. Namanya juga belajar makan, apalagi hari pertama. Suapan pertama bingung, dimasukin trus dilepeh lagi tapi ummi harus semangat dan ngga boleh dipaksa ya,,, coz bisa trauma sendok nantinya. Buat suasana senyantai mungkin dan tidak ada paksaan sama sekali.

Tak Kenal Maka Ta'aruf

Saya adalah seorang anak, istri dan ibu.

Saya adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Ayah saya seorang PNS dan Ibu saya seorang Ibu Rumah Tangga. Saya berasal dari keluarga yang cukup sederhana. Enam tahun saya bersekolah di MI Mazroatul Ulum, tiga tahun di MTs Darunnajah, tiga tahun di SMUN 90, dan lima tahun di UIN Syarif Hidayatullah Program Studi Matematika.

Selepas dari kuliah, saya bekerja di sebuah lembaga bimbingan belajar. Sekitar dua tahun saya bekerja di sana hingga akhirnya saya "dipaksa" keluar pada awal tahun 2010.

Lembaran hidup baru pun dimulai karena setelah resign dari pekerjaan, saya menikah dan kini telah dikaruniai seorang putra yang sangat menggemaskan. Dialah yang kini menjadi semangat hidupku, termasuk keputusanku untuk membuat blog ini. Semoga kelak bisa menjadi kenangan indah untuk mereka...

Ummi Nabil

Yang Telah Berkunjung

Diberdayakan oleh Blogger.

Buscar